PEMBUATAN DAN ANALISIS TEPUNG
GELATIN DARI TULANG SAPI
Laporan Analisis Terpadu II
Oleh :
HIDAYATUL RAHMAN
![]() |
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN SMAK PADANG
(SMK–SMAK PADANG)
2013
PEMBUATAN DAN ANALISIS TEPUNG GELATIN DARI TULANG SAPI
Laporan Analisis Terpadu II

Oleh :
HIDAYATUL RAHMAN
NIS. 095255
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN SMAK PADANG
(SMK–SMAK PADANG)
2013
LAPORAN ANALISIS TERPADU II INI DISUSUN BERDASARKAN
PENELITIAN DI LABORATORIUM DAN TELAH DIPERIKSA SERTA DISETUJUI PADA
TANGGAL Maret 2013
Menyetujui :
Pembimbing Analisis Terpadu II
Dra. Nilma, MP
Nip. 19630119 199613 2
001
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur
kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan Laporan Analisis Terpadu II yang berjudul “ Pembuatan dan Analisis Tepung
Gelatin dari Tulang Sapi” ini dapat penulis selesaikan.
Laporan Analisis Terpadu II ini penulis susun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Menengah Kejuruan-SMAK Padang . Laporan ini berisi teori-teori mengenai objek
praktikum yang dikerjakan, prosedur kerja, pengolahan data dan perhitungan
serta hal-hal yang menyangkut pengujian terhadap objek praktikum yang
dikerjakan.
Keberhasilan penulis dalam menyelasaikan Laporan
Analisis Terpadu II ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1.
Kedua orang tua tercinta
yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun materil kepada penulis sehingga
Laporan Analisis Terpadu II ini bisa selesai dengan baik.
2.
Ibu Dra. Sih Parmawati,
MM. selaku
Kepala Sekolah Menengah
Kejuruan-SMAK Padang.
3.
Ibu Dra. Nilma, MP. selaku pembimbing akademis yang telah bersedia untuk membimbing serta memberikan arahan dan nasehat yang
bermanfaat bagi penulis, dan.
4.
Ibu Cut Afriyeni selaku
asisten pembimbing akademis yang
telah membantu dalam melaksanakan
praktikum, sehingga Praktikum Analisis Terpadu II dapat berjalan dengan lancar.
5.
Seluruh majelis guru,
karyawan dan karyawati Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang.
6.
Teman-teman dan adik-adik
BLC yang telah banyak membantu dari awal hingga terselesainya Proposal ini.
Penulis berharap laporan ini dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan khususnya dibidang pembuatan proyek kerja mandiri serta
bermanfaat bagi kita semua.Akhir kata penulis menyadari dalam penulisan Laporan
Analisis Terpadu II ini masih jauh dari kesempurnaan dan penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan Analisis
Terpadu II ini.
Padang, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN
PEMBIMBING..................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR TABEL....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2
Tujuan Penulisan Proposal ATII ....................................................... 2
1.3
Manfaat Praktikum AT II.................................................................. 2
1.4
Produk dan Parameter Uji................................................................. 3
BAB II PELAKSANAAN
PRAKTIKUM ANALISIS TERPADU III
3.1
Waktu dan Tempat............................................................................ 4
3.2
Pengadaan dan persiapan sampel....................................................... 4
3.3
Parameter dan Metoda Uji ................................................................ 4
3.4
Alat dan Bahan.................................................................................. 5
3.4.1
Alat........................................................................................ 5
3.4.2
Bahan..................................................................................... 6
3.5
Cara Kerja Pembuatan Produk.......................................................... 7
3.5.1
Degreasing............................................................................. 7
3.5.2
Demineralisasi........................................................................ 7
3.5.3
Ekstraksi................................................................................ 7
3.5.4
Pengeringan........................................................................... 7
3.6
Analisis Produk.................................................................................. 8
3.6.1
Kadar Air............................................................................... 8
3.6.2
Kadar Abu............................................................................. 8
3.6.3
Kadar Protein......................................................................... 9
3.6.4
Uji Organoleptik.................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Produk......................................................................................... 13
4.2
Hasil Analisis dan Kualitas mutu......................................................... 13
........ 4.2.1
Hasil Analisis............................................................................ 13
........ 4.2.2
Pembahasan Hasil Analisis....................................................... 14
4.3
Studi Kelayakan.................................................................................. 16
........ 4.3.1 Uji Organoleptik...................................................................... 16
........ 4.3.2 Bayangan Pemasaran............................................................... 16
4.4
Analisa Biaya ...................................................................................... 17
........ 4.4.1 Analisis Biaya Pembuatan Produk........................................... 17
........ 4.4.2 Analisis Biaya Pemasaran........................................................ 17
BAB
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 18
5.2 Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Tabel
1 : Hasil Analisis Tepung Gelatin dari Tulang Sapi............................. 13
Tabel
2 : Hasil Analisis Kadar Air................................................................. 14
Tabel
3: Hasil Analisis Kadar Abu................................................................ 15
Tabel
4: Hasil Analisis Kadar Protein............................................................ 15
Tabel
5 :. Hasil Uji Organoleptik Dengan Metoda Uji Hedonik .................. 16
Tabel
6: Analisis biaya pembuatan produk.................................................... 17
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
1 : Pembuatan Reagent
Lampiran
2 : Data Perhitungan dan Hasil Analisis
Lampiran
2 : SNI 01-3735-1995. Mutu dan Cara Uji Gelatin
Lampiran
3 : SNI01-2891-1992. Cara Uji Makanan dan Minuman
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah
satu kebutuhan gizi masyarakat Indonesia adalah daging dari ternak potong.
Indonesia merupakan Negara terbanyak penduduknya, dengan demikian konsumsi
daging ternak dapat dikatakan berbanding lurus terhadap jumlah penduduk. Hal
ini juga didukung oleh populasi ternak yang meningkat tiap tahun. Konsumsi
daging ternak tidak lepas dari masalah tulang yang dihasilkan, yang pada
umumnya masih dimanfaatkan sebagai penyedap masakan soup. Hal ini tentunya
menimbulkan masalah lingkungan akibat sisa tulang yang digunakan tersebut tidak
memiliki nilai ekonomis lagi dan akan menjadi limbah. Sehingga perlu ditinjau
kembali alternatif baru yang dapat mengoptimalkan manfaat tulang tersebut.
Tulang
memiliki banyak kegunaan antara lain kandungan fosfatnya digunakan untuk
membuat pupuk buatan, kalsium untuk komponen porselen, lemaknya untuk membuat
lilin dan sabun, dan yang terutama adalah kandungan kolagen yang merupakan
protein tulang yang banyak terdapat dalam tulang. Tingginya kandungan protein
pada tulang hewan ternak khususnya protein kolagen.
Gelatin
merupakan protein konversi yang bersifat larut air yang diperoleh dari bahan
kolagen yang berasal dari sumber alami seperti kulit, jaringan ikat dan tulang.
Pembuatan gelatin merupakan upaya untuk mendayagunakan limbah tulang yang
biasanya tidak terpakai dan dibuang dirumah pemotongan hewan. Pembuatan gelatin
dalam industri pangan terutama ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang
timbul khususnya dalam penganekaragaman produk.
Oleh
karena itu saya mengolah limbah tulang sapi pada analisis kami yang berjudul
“PEMBUATAN DAN ANALISIS TEPUNG GELATIN DARI TULANG SAPI”.
1.1
Tujuan
Penulisan Proposal AT II
Tujuan
penelitian dari praktikum ini adalah :
a. Salah satu syarat dalam penyelesaian mata pelajaran produktif di
Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang dalam bentuk Praktik Analisis Terpadu II.
b. Sebagai acuan untuk membuat suatu proyek kecil mandiri sesuai
dengan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang.
c. Untuk memudahkan melaksanakan penelitian Praktik Analisis
Terpadu II.
1.2
Manfaat
Praktikum AT II
Adapun
manfaat dari analisis ini adalah :
1.
Melatih
kita untuk membuat proyek kecil mandiri.
2.
Untuk melatih
kita menjadi seorang entrepreneur muda.
3.
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi pemanfaatan tulang sapi menjadi
gelatin yang memiliki nilai jual.
4.
Meningkatkan
kegunaan tulang menjadi sesuatu yang bermanfaat dari sebelumnya yang hanya
sering dimanfaatkan dalam pembuatan sup.
1.3
Produk
dan Parameter Uji
Produk yang dibuat dalam bentuk bubuk dengan bahan baku
tulang sapi. Pembuatan produk dengan bahan baku tulang sapi ini diharapkan
dapat mengurangi jumlah limbah tulang sapi dilingkungan terutama disekitar tempat
pemotongan hewan dan rumah pembuatan soup dari tulang sapi.
Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dengan produk, maka
perlu dilakuan analissis terhadap produk. Adapun parameter yang dianalisis
meliputi : Kadar Air, Kadar Abu, Kadar
Protein, Warna, dan Bau.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM ANALISIS TERPADU II
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini akan
dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2013 – 29 Maret 2013 di Laboratorium
Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang.
3.2
Penggadaan dan Persiapan Sampel
Bahan baku pembuatan tepung
gelatin yaitu 1 kg tulang sapi diperoleh dari rumah pengolahan tulang sapi
menjadi soup. Tulang sapi yang telah di ambil kemudian dibersihkan dari daging-daging
yang menempel dan kemudian direndam berulang-ulang untuk menghilangkan bau dari
sisa bumbu penyedap sup. Tulang kemudian dicuci dengan air mengalir hingga
bersih. Tulang yang telah bersih tersebut dimasukkan kedalam kantong plastik
dan ditutup rapat kemudian disimpan dalam lemari pendingin untuk preparasi dan
analisis tepung gelatin berikutnya.
3.3
Parameter dan Metoda Uji
Parameter yang diuji pada pembuatan tepung gelatin dari tulang mengacu
kepada SNI mutu dan cara uji gelatin yaitu SNI 06-3735-1995. Berdasarkan SNI tersebut,
parameter yang harus diuji ada 9 parameter, Namun dalam kesempatan ini penulis
hanya mengambil 4 parameter dalam SNI dan menambahkan 1 parameter penunjang dikarenakan
keterbatasan waktu dan tenaga kerja. Parameter yang di uji antara lain :
1.
Kadar Air Metoda
Gravimetri
2.
Kadar Abu Metoda
Gravimetri
3.
Warna
4.
Bau larutan
5.
Kadar Protein Metoda
Semi Mikro Kjedhal
3.4
Alat
dan Bahan
3.4.1
Alat
-
Alat
Gelas
1. Gelas
piala 1L
2. Gelas
piala 250 mL
3. Gelas
piala 500 mL
4. Cawan
penguap
5. Cawan
porselen
6. Cawan
petri
7. Labu
ukur 100 mL
8. Pipet
gondok 5 mL
9. Pipet
gondok 10 mL
10. Pipet
tetes
11. Batu
didih
12. Corong
13. Lampu
spritus
14. Labu
kjedhal
15. Labu
destilasi
16. Erlenmeyer
250 mL
17. Buret
50 mL
18. Pendingin
lurus
19. Gelas
Ukur 100 ml
20. Pipet
Takar 10 ml
-
Alat
non Gelas
1. Oven
2. Decikator
3. Furnace
4. Neraca
analitik
5. Neraca
kasar
6. Lemari
pendingin
7. Kompor
+ gas
8. Kuali
9. Gabus
10. penangas
11. Kampak
/ palu
12. Keranjang
Berlobang
13. Wadah
plastik
14. Sendok
pengaduk
15. Kain
katun
16. Standar
dan klem
3.4.2
Bahan
Sampel : Tulang
Sapi
1. HCl
0,01 N
2. Air
suling
3. Camp
selen (SeO2, K2SO4, CuSO4.5H2O)
4. Ind.
PP dan
5. NaOH
30%
6. H3BO3
2 %
7. H2SO4
pekat
8. Ind.
MM
9. Aguabidest
10. Asam
Cuka 12 %
11. Na2B4O7
0,01 N
3.5
Cara Kerja
Pembuatan Produk
3.5.1
Degreasing
Tulang
yang telah disimpan dalam lemari pendingin di cuci dengan air mengalir kemudian
dimasak selama 3 jam pada suhu 80 oC untuk menghilangkan sisa- sisa
daging dan lemak (degreasing). Selanjutnya tulang ditiriskan dan dihancurkan
hingga ukurannya menjadi cukup kecil untuk memperluas permukaan kemudian dicuci
dengan air.
3.5.2
Demineralisasi
Tulang
kemudian direndam dalam 1 Liter CH3COOH 12% selama 5-10 hari dalam
wadah plastik tahan asam sampai terbentuk Ossein (Ossein adalah tulang yang
lunak). Ossein dicuci dengan menggunakan air suling sampai pH-nya netral.
3.5.3
Ekstraksi
Ossein
dimasukkan kedalam beaker glass atau erlenmeyer dan ditambahkan aquades,
perbandingan ossein dengan aquades adalah 1 : 3 (b/b). Setelah itu di ekstrak diatas penangas pada suhu 90 oC selama 5
- 7 jam. Pada masa ini akan terbentuk larutan gelatin dan
sisa Ossein, kemudian disaring dengan kain katun atau kain kassa berlapis
empat. Hasil saringan dipekatkan dengan alat evaporator.
3.5.4
Pengeringan
Cairan pekat gelatin dituang
kedalam wadah aluminium yang dialasi plastik, kemudian keringkan dalam oven
pada suhu 50 - 60 oC selama 24 jam. Setelah kering digiling dan dianalisis.
3.6
Analisis Produk
3.6.1
Kadar Air
1.
Contoh
gelatin ditimbang sebanyak 1 gram dengan teliti diatas cawan penguap yang telah
diketahui berat konstannya.
2.
Dipanaskan
sampel dalam oven pada suhu 105oC selama 2 jam.
3.
Dinginkan
dalam decikator selama 15 menit.
4.
Ulangi
pemanasan sampai didapatkan bobot konstan.
Rumus yang
digunakan:
Kadar Air :
Ket: A
= wadah + contoh sebelum dikeringkan (gram)
B = wadah + contoh setelah dipanaskan (gram)
C = Bobot
contoh.
3.6.2
Kadar
Abu (SNI 01-3735-1995)
1. Contoh
gelatin ditimbang sebanyak 1 gram kedalam cawan porselen yang telah diketahui
berat konstannya.
2. Lalu
diarangkan pada komporgas dan kemudian diabukan pada suhu tidak lebih dari 400 oC
hingga mengabu sempurna.
3. Kemudian
didinginkan dan ditimbang
4. Pengabuan
diulangi hingga bobot konstan.
Rumus yang
digunakan:
Kadar Abu :
3.6.3
Kadar
Protein Semi Mikro Kjeldahl (SNI 01-2891-1992)
3.6.3.1
Tahap Destruksi
1.
Campuran Selen
dibuat dengan menimbang 2,5 gr SeO2, 100 gr K2SO4,
dan 20 gr CuSO4.5H2O, kemudian semua zat disatukan dan
dihomogenkan.
2.
Sampel ditimbang sebanyak
0,3100 gr secara
teliti dengan menggunakan neraca analitik.
3.
Sampel yang telah
ditimbang dimasukkan kedalam labu Kjeldahl.
4.
Campuran Selen
ditimbang 2 gr dengan neraca kasar, kemudian tambahkan campuran Selen pada
sampel dalam labu kjeldahl.
5.
Tambahkan 25 mL H2SO4
pekat dan beberapa butir batu didih kedalam labu kjeldahl.
6.
Proses destruksi
dilakukan diatas nyala api kompor gas dengan api kecil, dimana labu Kjeldahl
dipasang miring 45o pada standar dan klem saat proses destruksi
berlangsung.
7.
Api kompor gas
dapat dibesarkan setelah pemanasan sekitar 15 menit dan kocok larutan yang di
destruksi setiap 15 menit.
8.
Destruksi
dihentikan jika warna larutan telah berubah menjadi hijau jernih.
9.
Jika larutan telah
hijau jernih, hentikan proses destruksi dan dinginkan larutan dalam penangas
air.
10. Apabila larutan telah dingin, pindahkan dalam labu ukur
100 mL.
11. Bilas terlebih dahulu labu kjeldahl dengan aquades hingga
bersih.
12. Encerkan larutan dengan aquades hingga 100 mL, paskan dan
homogenkan.
3.6.3.2
Tahap Destilasi
1.
Pipet 5 mL sampel
(dengan pipet gondok) dan dimasukkan kedalam labu suling, tambahkan 2-3 tetes
Indikatir PP.
2.
Pasang dan siapkan
semua alat destilasi mulai dari labu suling, pendingin lurus dan erlenmeyer,
dan hubungkan dengan sumber air menggunakan selang air.
3.
Tambahkan 5 mL larutan
NaOH 30% dengan pipet takar kedalam labu suling.
4.
Erlenmeyer untuk
menampung destilat diisi 10 mL H3BO3 2% dan 3 tetes
Indikator MM.
5.
Mulut labu suling
ditutup dengan gabus, destilasi larutan tersebut. Proses destilasi dapat
dihentikan pada saat warna destilat didalam erlenmeyer telah berwarna kuning.
6.
Pendingin lurus
dibilas dengan aquades, dan hasil bilasan ditampung pada destilat tersebut.
3.6.3.3
Tahap Titrasi
1.
Buret diisi dengan
larutan HCl 0,01 N kemudian titar dengan destilat tersebut.
2.
Titrasi dilakukan hingga
warna sampel berubah menjadi orange (TAT).
Catatan : Lakukan
prosedur yang sama untuk blanko
Rumus yang
digunakan:
Kadar Protein :
Ket :
Vs =
Volume sampel (mL)
Vb = Volume
blangko (mL)
Fk = Faktor Koreksi
Fp = Faktor pengenceran
3.6.4
Uji
Organoleptik
Tepung gelatin diletakkan dalam wadah,
kemudian 30 panelis memberikan penilaian dari produk tersebut. Panelis
memberikan penilaian untuk warna dan bau dari tepung gelatin tersebut, dengan
cara panelis mengisi kuisioner organoleptik. Setelah itu catat hasil uji
organoleptik dari masing- masing panelis dan cari persentase kesukaan panelis
terhadap sampel tersebut.
Blanko kuisioner organoleptik
Nyatakan penilian anda dan berikan tanda
ceklis (
) pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian anda.
Bau
|
|||
Tidak Amis
|
Sedikit Amis
|
Amis
|
Sangat Amis
|
Warna
|
|||
Putih
|
Putih Kekuningan
|
Kuning pucat
|
Kuning
|
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Produk
Produk yang
dihasilkan berupa serbuk gelatin yang berwarna putih kekuningan dan sangat
mudah larut jika terkena air serta mudah membentuk gel pada suhu rendah.
Dari analisa
biaya pembuatan produk sampai biaya pemasaran, maka untuk 1 kg bahan baku,
diperoleh produk tepung gelatin seberat 220 gram, dengan harga jual tiap 100
gram sebesar Rp. 10.000,- . Keuntunga bersih yang diperoleh sebesar 6.500
rupiah.
4.2
Hasil Analisis dan Kualitas mutu
4.2.1
Hasil Analisis
Tabel 1 : Hasil Analisis Tepung Gelatin
dari Tulang Sapi
NO.
|
Parameter
|
Hasil
|
SNI
dan Sumber Acuan
|
1.
|
Kadar
Air
|
5,86%
|
Maksimal 16 %
|
2.
|
Kadar Abu
|
3,95%
|
Maksimal 3,25%
|
3.
|
Kadar Protein
|
60,40%
|
Maksimal 86 %
|
4.
|
Uji Organoleptik
|
||
Warna
|
Tidak berwarna-kuning
pucat
|
||
Bau
|
Normal
|
4.2.2
Pembahasan Hasil Analisis
a) Penetapan Kadar Air
Kadar air suatu bahan sangat berpengaruh terhadap mutu atau
kualitasnya. Air yang terkandung dalam bahan dapat mempengaruhi penampakan,
tekstur, cita rasa, dan masa simpannya. Semakin
kecil kadar air yang diperoleh maka akan semakin bagus kualitas dari produk. Hasil analisis kadar air terhadap gelatin
yang diperoleh dari penelitian ini terdapat pada Tabel 2.
Tabel
2 : Hasil Analisis Kadar Air
NO
|
Percobaan
|
Hasil
|
SNI
|
1
|
Percobaan Sampel I
|
5,81 %
|
Maks 16 %
|
2
|
Percobaan Sampel II
|
5,91 %
|
|
Rata-rata
|
5,86 %
|
||
b) Penetapan kadar Abu
Kadar abu
suatu bahan menunjukkan kuantitas keberadaan mineral dalam bahan tersebut.
Umumnya mineral yang terdapat dalam gelatin yang diekstraksi dari tulang
terdiri dari kalsium, natrium, klor, fosfor, magnesium, dan belerang. Kalsium
merupakan mineral yang jumlahnya paling banyak sehingga menyebabkan larutan
gelatinnya berwana kuning keruh. Hasil pengukuran terhadap kadar abu gelatin
yang diperoleh dari ekstraksi tulang sapi pada penelitian ini terdapat pada Tabel 3
dibawah ini.
Tabel 3: Hasil Analisis Kadar Abu
NO
|
Percobaan
|
Hasil
|
SNI
|
1
|
Percobaan Sampel I
|
3,94%
|
Maks. 3,25 %
|
2
|
Percobaan Sampel II
|
3,96%
|
|
Rata-rata
|
3,95%
|
||
Dari tabel data diatas kadar abu
yang di peroleh pada sampel lebih besar dari syarat mutu kadar air dalam gelatin
(mengacu kepada SNI mutu dan cara uji gelatin) . Didalam SNI 01 – 3735 – 1995, bahwa standar penetapan
kadar abu dalam gelatin maksimal 3,25 %, namun nilai kadar abu yang diperoleh
sebesar 3,95 %.
Menurut Junianto, dkk (2006) kadar abu
gelatin dipengaruhi oleh kandungan bahan baku, metode penyaringan, dan ekstraksi
yang dilakukan.
c)
Penetapan kadar Protein
Tabel 4: Hasil Analisis Kadar
Protein
NO
|
Percobaan
|
Hasil
|
Standar Komersial
|
1
|
Percobaan Sampel I
|
60,64%
|
85,99%
|
2
|
Percobaan Sampel II
|
60,16%
|
|
Rata-rata
|
60,40%
|
||
Dari tabel data diatas kadar
protein yang diperoleh pada sampel lebih kecil dari syarat mutu kadar protein
(mengacu kepada standar komersial gelatin) . Didalam standar komersial, bahwa standar penetapan kadar
protein dalam gelatin sekitar 85,99 % dan gelatin Standar 87,26% (Junianto dkk,
2006). Hal ini menunjukkan bahwa kadar
protein gelatin dipengaruhi oleh jenis tulangnyadan suhu ekstraksi yang
menyebabkan menusutnya kandungan kolagen didalam tulang tersebut .
4.3 Studi Kelayakan
4.3.1 Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik (tingkat
kesukaan) dilakukan oleh panelis sebanyak 30 orang panelis tidak terlatih
dengan cara membagikan langsung kuisioner kepada masing-masing panelis.Dari 30
orang panelis, didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 5 : Hasil Uji Organoleptik Dengan
Metoda Uji Hedonik
Bau
|
||||
Tidak
Amis
|
Sedikit
Amis
|
Amis
|
Sangat
Amis
|
|
15
|
15
|
0
|
0
|
|
Persentase
|
50%
|
50%
|
-
|
-
|
Warna
|
||||
Putih
|
Putih
Kekuningan
|
Kuning
Pucat
|
Kuning
|
|
0
|
23
|
7
|
0
|
|
Persentase
|
-
|
76,67
|
23,33
%
|
-
|
4.3.2 Bayangan Pemasaran
Dalam skala besar produk tepung
gelatin akan dipasarkan di toko-toko kimia, sekolah serta dilingkungan tempat
tinggal penulis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilakukan
pada sampel tepung gelatin dari tulang sapi dengan cara ekstraksi, maka
didapatkan hasil Kadar Air dengan metoda gravimetri sebesar 5,86 %, Kadar abu
dengan metoda gravimetri sebesar 3,95 %, dan Kadar protein dengan metoda semi
mikro kjedhal 60,40 %. Dari uji organoleptik yang dilakukan bahwa sampel tepung
gelatin berwarna putih kekuningan , dan memiliki bau yang normal.
5.2
Saran
Kepada
masyarakat, hendaknya dalam mengkonsumsi bahan makanan terlebih dahulu kita
memperhatikan apakah produk tersebut impor atau tidak. Karena pada umumnya
diberbagai Negara produksi gelatin
memanfaatkan organ Babi mencapai 70%, dan sebagai contoh dapat dikemukakan
bahwa pada tahun 2000, Indonesia mengimport gelatin 3.092 ton dari Amerika
Serikat, Perancis, Jerman, Brasil, Korea, Cina dan Jepang. Sedangkan
berdasarkan info dari Badan POM, 100% gelatin yang berasal dari luar negri
berasal dari organ sapi. Jadi cukup aman dikonsumsi. Tapi apakah sapi tersebut
disembelih atas nama Allah ? Wallahua’lam. Semoga
kita tergerak untuk membuat terobosan agar barang yang haram itu tergantikan.
4.4 Analisa Biaya
4.4.1 Analisis Biaya Pembuatan Produk
Tabel 6: Analisis biaya pembuatan
produk.
NO
|
Bahan
|
Jumlah
|
Harga
|
1
|
Tulang sapi
|
1 kg
|
Rp. 0,00,-
|
2
|
Bahan Bakar
|
2 L
|
Rp. 8.000,-
|
3
|
Asam Asetat Glasial
|
100 mL
|
Rp. 6.500,-
|
TOTAL
|
Rp. 15.500,-
|
||
4.4.2 Analisis Biaya
Pemasaran
Dari tabel analisis
biaya pembuatan produk, dapat diketahui :
Modal Awal dari
pembuatan produk untuk 1 kg bahan baku adalah Rp. 15.500 ,- . hasil gelatin
yang diperoleh dari 1 kg bahan baku adalah 220 gram serbuk gelatin. 100 gram
serbuk gelatin dijual dengan harga Rp,10.000- . Jadi untuk 220 gram produk diperoleh
keuntungan kotor sebesar Rp 22.000 ,-. Setelah dikurangi dengan modal awal.
Maka diperoleh keuntungan bersih (laba) sebesar Rp 6.500,-.
DAFTAR PUSTAKA
Atmoko,I,D, Pangestuti,R,D. 2011.”Produksi Gelatin Dari Tulang Sapi Dengan
Proses Hidrolisis”. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang.
Junianto, Kiki Haetami, dan Ine Maulina.
2006.
“Produksi Gelatin dari Tulang Ikan dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan
Pembuatan Cangkang Kapsul”. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Padjadjaran. Bandung.
Niniet Martianingsih, Lukman Atmaja. 2009. “Analisis Sifat Kimia, Fisik, dan Termal
Gelatin dari Ekstraksi Kulit Ikan Pari ( Himantura Gerrardi) Melalui Variasi
Jenis Larutan Asam”. Prossiding Skripsi Semester Gasal Tahun 2009/2010. FMIPA,
Institut Teknologi 10 Nopember, Surabaya.
SNI.
06-3735-1995.Mutu dan Cara Uji
Gelatin. Dewan Standarisasi Mutu Pangan. Jakarta.
SNI.
01-2891-1992. Cara Uji Makanan dan
Minuman. Pusat Standarisasi Nasional. Departemen Perindustrian. Jakarta.
Wahyuni,
Mita dan Peranginangin, Rosmawat. 2009. “Perbaikan
Daya Saing Industri Pengolahan Perikanan Melalui Pemanfaatan Limbah Non
Ekonomis Ikan Menjadi Gelatin”, (www.ikanmania.wordpress.com).

Saya bisa minta SNI. 06-3735-1995.Mutu dan Cara Uji Gelatin? Bisa tolong dikirimkan ke email saya ella_pingz_06@yahoo.com ?
BalasHapusTerima kasih.