LUNTURNYA NILAI
DEMOKRASI POLITIK PADA DIRI SEORANG PEMIMPIN
I.
Pendahuluan
Demokrasi
adalah bentuk kekuasaan dari, oleh dan untuk rakyat. Menurut konsep demokrasi,
kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan, sedangkan rakyat beserta
warga masyasakat diisayaratkan sebagai warga negara.
Pada
dasarnya pemerintahan diindonesia adalah pemerintahan yang dijalankan oleh dan
untuk kepentingan orang banyak.Demokrasi itu sendiri mengisyaratkan bahwa yang
bertindak langsung bukanlah rakyat itu , namun hanya beberapa populasi tertentu
dari rakyat itu sendiri yang dipilih oleh rayat itu yang disebut sebagai
seorang Pemimpin.
Seorang
pemimpin bertugas untuk mengatur, mengurus dan meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat
dan pelaksanaan pembangunan
Namun
saat ini seorang pemimpin malah menyalahgunakan hak dan wewenang kekuasaannya
tersebut, bahwa dalam masyarakat modern
yang banyak menonjolkan individualisme sekarang banyak terdapat orang sangat
ambisius, bahkan paling ambisius untuk muncul menjadi pemimpin demi
kepentingan-kepentingan pribadi / maupun kelompoknya. Adanya pemimpin-pemimpin yang demikian akan menciptakan masyarakat yang dipenuhi banyak konflik, disorganisasi dan disfungsi sosial.
.
Oleh karena itu saya mengangkat judul Kasus saya dengan LUNTURNYA NILAI
DEMOKRASI POLITIK PADA DIRI SEORANG PEMIMPIN
II.
KONSEP
DASAR
A. Pengertian
Menurut Wikipedia Indonesia, Demokrasi
adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Demokrasi Indonesia adalah pemerintahan
rakyat berdasarkan nilai-nilai falsafah pancasila / pemerintahan dari,oleh dan
untuk rakyat berdasarkan sila-sila pancasila.
Pemimpin/pemerintahan
yang demokratis itu bisa berrfungsi sebagai katalisator yang bisa
mempercepat proses-proses secara wajar, dan membantu pencapaian objek yang
ingin dicapai dengan cara yang paling sesuai cocok dengan kondisi kelompok
tersebut.
B. Peran
Dan Fungsi Pemimpin dalam Pemerintahan
Pemerintah selaku pemegang kekuasaan
eksekutif dibedakan dalam dua pengertian yuridis, yakni:
- Selaku alat kelengkapan negara yang bertindak untuk dan atas nama negara yang kekuasaannya melekat pada kedudukan seorang kepala negara.
- Selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas penyelenggaraan pemerintahan atau selaku administrator negara (pejabat atau badan atas usaha negara)
Pemerintahan adalah berkenaan dengan
sistem, fungsi, cara, perbuatan, kegiatan, urusan, atau tindakan memerintah
yang dilakukan atau diselenggarakan atau dilaksanakan oleh pemerintah.
Eksekutif adalah cabang kekuasaan dalam negara yang melaksanakan kebijakan
publik (kenegaraan dan atau pemerintahan) melalui peraturan perundang-undangan
yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif maupun atas inisiatif sendiri.
Pemerintah tidak lain adalah yang
berhasil menopang klaim bahwa perintahlah yang secara eksklusif berhak
menggunakan kekuatan fisik untuk memaksakan aturan-aturannya dalam suatu batas
wilayah tertentu. Sedangkan dalam pelaksanaan organisasi pemerintahan dibentuk
birokrasi.
Tugas pokok pemerintahan adalah
pelayanan yang membuahkan kemandirian, pembangunan menciptakan kemakmuran.
Sedangkan Birokrasi itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Birokrasi patrimonial yang berfungsi berdasarkan nilai-nilai tradisional yang tidak memisahkan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab dinas dengan urusan pribadi pejabat.
- Birokrasi modern (rasional) dicirikan dengan adanya spesialisasi, hukum, pemisahan tugas dinas dan urusan pribadi.
III.
ANALISIS
KASUS
Contoh
Sistem Kepemimpinan yang saat ini tidak sesuai dengan aturan Konsep Demokrasi diantaranya yaitu tidak puasnya warga DKI
Jakarta terhadap kinerja DPRD . Hal ini dibuktikan berdasarkan Survei Populasi
Center menunjukkan 51,8% dari seribu warga DKI tidak puas dengan kinerja anggota DPRD DKI Jakarta saat
ini. Mereka merasa DPRD DKI Jakarta tidak sepenuhnya bekerja untuk rakyat.
Kegagalan
anggota DPRD dalam merepresentasikan keinginan warga DKI, terjadi karena beberapa
faktor diantaranya :
-
Anggota Dewan masih memosisikan diri sebagai
wakil partai.
-
Adanya keinginan hanya untuk memperkaya diri
-
Lebih mengutamakan kepentingan partai dari
pada masyarakat
Seorang
anggota DPRD adalah memosisikan diri sebagai representasi dari masyarakat,
namun yang menjadi masalah anggota DPRD masih merasa dirinya wakil
partai. Sehingga mereka juga terbeban dengan kewajiban memberi sumbangan ke
partai, mewakili keinginan partai, dan juga melakukan kegiatan-kegiatan donasi
untuk partai.
Para
anggota Dewan umumnya sibuk 'menjual diri' sebagai calon legislatif saat bursa
pemilihan anggota Dewan karena motif kekuasaan. Sehingga saat mereka terpilih,
kepentingan masyarakat bukan lagi menjadi prioritas anggota Dewan. Yang
berakibat gagalnya fungsi lembaga legislatif di Indonesia.
Hal
ini membuktikan semakin merosotnya nilai demokrasi di lembaga pemerintahan
indonesia. Untuk itu kesadaran akan nilai demokrasi harus ditanam pada diri
setiap pemimpin bahkan warga masyarakat dalam hal ini warga negara dengan
tujuan terbentuknya nilai-nilai demokrasi Pancasila di negara kita tercinta.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar